Novel
dalam penjelasan teori formal adalah sebuah karya fiksi yang ditulis
secara naratif. Kata novel sendiri berasal dari bahasa Italia yaitu novelia yang berarti “sebuah kisah atau sepotong berita.”
Novel
lebih panjang dan lebih komfleks dari cerpen. Umumnya sebuah novel
bercerita tentang tokoh-tokoh dan kehidupan mereka sehari-hari dengan
menitik beratkan pada “sisi yang aneh” dari naratif tersebut. Hal itu
tentu dengan satu tujuan, bagaimana dalam kisah novel itu menjadi
menarik untuk dibaca.
Setelah
kita terbiasa menulis cerpen, biasanya ada keinginan menulis novel.
Atau terkadang banyak juga yang belum terbiasa menulis cerpen, tetapi
sudah kepingin menulis novel. Itu sah-sah saja dan tidak pernah ada
larangannya. Hanya saja yang perlu diperhatikan, bahwa dalam menulis
novel, kita sudah memahami minimal aturan main EYD (ejaan yang
disempurnakan). Karena tentu sangat melelahkan bila kita sudah menulis
begitu banyak kata, tetapi harus mengoreksi EYD yang berantakan.
Bagaimana Menulis Novel
Bagaimana
memulai nulis novel? Pertanyaan ini mungkin terlintas bagi para penulis
yang ingin menulis novel. Dan setiap penulis mungkin punya caranya
sendiri. Namun berikut ini adalah cara menulis novel yang secara umum
saya lakukan.
Sebenarnya
menulis novel itu bisa dimulai dari menulis cerpen. Hanya saja dalam
konsep menulis novel, cerpen akhirnya hanya menjadi sinopsis kecil dari
perencanaan menulis novel. Namun apabila menulis novel tidak berangkat
dari sebuah cerpen, kita bisa menyiapkan sinopsisnya, atau “garis besarnya” sebelum kita memulai menulis.
Garis
besar atau sinopsis adalah keseluruhan cerita dari yang ingin kita
tulis. Dan setelah kita membuat garis besarnya, ada lagi “poin besar” dari garis besar yang telah kita buat.
Poin
besar inilah, yang akan membuat novel yang kita tulis jadi menarik.
Karena dalam poin besar, banyak sub poin yang akan kita siapkan agar
pembaca kita menyukai cerita yang kita tulis. Bukan hanya menarik dari
segi konflik atau dramatisasinya, namun tujuan dari cerita dalam novel
itu pun akhirnya di dapatkan oleh si pembaca.
Dalam
menulis novel, dari garis besar yang telah dibuat, biasanya saya bedah
sinopsis tersebut menjadi beberapa bab. Jadi dari pola seperti itu, saya
sudah tahu bab satu saya bicara apa, bab dua bicara apa, dan
seterusnya. Dari persiapan ini setiap bab pengayaannya pun sudah kita
siapkan. Darimulai dramatisasinya, pembendaharaannya katanya, dan
hal-hal lainnya.
Kreatif Menulis Novel
Kreatif
dalam menulis novel, hal ini terkait erat dengan personal seorang
novelis (panggilan untuk penulis novel). Dan untuk menjadi kreatif, kita
bisa asah kepekaan jiwa kepengarangan kita dengan banyak membaca
tekstual dan kontekstual.
Membaca
tekstual adalah membaca buku-buku yang sudah banyak tersedia, sebagai
modal dari wawasan pembendaharaan kata yang akan dilahirkan ketika kita
menulis. Bahan bacaan inilah yang dapat mengantarkan kita menjadi
penulis yang tidak gagap ketika kita menulis novel. Karena dengan banyak
wawasan, kita jadi tahu banyak hal. Dan ini salah satu modal
kreatifitas kita ketika akan menjadi penulis novel.
Membaca
kontekstual adalah membaca lingkungan yang ada di sekitar. Hal ini
berkaitan erat dengan kejelian dan kemampuan si pengarang dalam
menyikapi dan menyerap apa yang terjadi di lingkungannya, sehingga
menjadi pengetahuan yang membeku dalam ingatan, dan dengan
kreatifitasnya bisa dijadikan bahan untuk tulisan.
Produktif Menulis Novel
Untuk
menjadi penulis novel yang produktif, tidak beda dengan cara menulis
cerpen yang produktif. Lakukan apa yang sudah dirancang, bukan sekadar
diniatkan. Karena untuk produktif, harus dilakukan. Kalau kita sudah
menyiapkan garis besar dari novel yang akan kita tulis, dan kita sudah
menemukan poin besarnya, kreatifitas kita sudah ditempatkan untuk
melahirkan ide tulisan, kita tinggal memulainya untuk menulis.
Mulai
menulis, dengan kalimat awal yang bisa disiapkan terlebih dahulu,
maupun dengan kalimat yang mengalir begitu saja. Karena kalau tidak
dimulai, hingga kapanpun rancangan garis besar dan poin besar ini tidak
akan terselesaikan tanpa memulainya untuk ditulis.
Halaman
novel yang berjumlah ratusan itu tidak sertamerta bimsalabim menjadi
sebegitu banyak tanpa ada kalimat awal, lembar pertama, kedua, ketiga,
dan seterusnya.
Kalau
kita sudah memiliki garis besar dan poin besar untuk menulis novel,
kita sudah memiliki tuntunan untuk melakukan dan menyelesaikan novel
kita. Karena dalam garis besar itu kita bisa mengetahui, langkah-langkah
mana saja yang harus kita siapkan dan kita lakukan.
Disiplin
menulisnya, dengan meniatkan dan melakukan satu hari menulis novel yang
ditulis minimal 5 halaman, sukur-sukur sampai 10 halaman. Bayangkan
kalau satu hari minimal kita menulis 10 halaman, berarti satu bulan
sudah 300 halaman. Dan kalau menjadi buku, itu tebalnya sudah sekitar
500 halaman. Jadi kalau kita menulis novel yang jadi bukunya sekitar
200-300 halaman, sebenarnya bisa kita kerjakan hanya dalam dua minggu
dengan pola disiplin menuliskannya.
Sumber : http://bahasa.kompasiana.com/2013/01/06/menulis-novel-522779.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar